“Kalau kamu memang seorang Detektif seharusnya kamu bisa menganalisis hatiku kan?” Ran mulai menumpahkan amarahnya, memalingkan muka, dan berlari menjauhi Shinichi. Tangisnya sudah pecah. Emosi yang sedari tadi diendapnya akhirnya keluar juga.
“Ran! Tunggu dulu!” Shinichi mati-matian mengejar
gadis yang disukainya itu. Ran masih tak begeming.
“Kau ini rumit tau!” teriak Shinichi saraya meraih tangan Ran.
“Kau ini rumit tau!” teriak Shinichi saraya meraih tangan Ran.
“Lepaskan! Lepaskan!” Ran mulai memberontak.
Menara jam raksasa Big Ben di Westminster
London kini menjadi saksi pergulatan mereka. Ratusan warga dan turis yang
tengah meikmati pemandangan istana Wistminster yang bergaya Gothik Victoria itu
pun mulai mengalihkan perhatiannya kepada mereka.
“Kamu itu seperti kasus rumit yang menyusahkan.”
“Hah!” Ran kaget bukan kepalang.
“Aku terlalu banyak melibatkan emosi kalau berurusan
denganmu, sekali pun aku Holmas aku tak akan bisa memecahkan kasus seperti
kamu.” Ran merunduk diam mendengarkan penjelasan dari Detektif muda itu.
Shinichi sudah mulai bisa menguasai keadaan. Mereka pun tak lagi menjadi pusat
perhatian.
“Karena tidak mungkin, aku bisa membaca dengan
tepat, isi hati GADIS YANG AKU SUKAI.” Lanjut Shinichi. Ran kaget seperti
kejatuhan bom.
“Kau tadi bilang Love sama dengan 0? Jangan
bercanda!” Ran mulai bingung.
“Beri tahu si Ratu Lapangan Rumput, 0 itu artinya awal dari segala kemungkinan! Tak mungkin
bisa meraih apa pun kalau tak berangkat dari 0.” Lagi-lagi Shinichi berceria
tentang kasus yang sempat diselidikinya. Ran semakin tak mengerti dengan
tingkah Shinichi.
“Ran, malam ini juga aku harus kembali ke Jepang.
Kamu harus mengatan itu kepadanya.” Kini giliran Shinichi yang berlalu
meninggalkan Ran.
Runtuh sudah ketegaran hati Ran. Ada sekeping
bahagia yang menelusup berlomba dengan pilu yang semakin memburu. Bukanya ia
tak suka dengan Shinichi, tetapi puteri Detektif terkenal ini harus merelakan
Shinichi pergi setelah lelaki itu mengutarakan perasaanya. Yah, ini bukan kali
pertama Shinichi meninggalkannya. Sekarang ia hanya bisa tertunduk sedih di
bawah patung Holmas mengenang dan merindu sosok Shinichi yang dikasihinya.
Jepara,
Minggu, 21 Juli 2013
*Cerita
ini bersal dari komik Detektif Conan buku 72,
karya
Ayama Gosho diterbitkan oleh Elex Media:Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar