Pengertian
Semiotika

Para pakar sendiri mengartikan semiotika sebagai
berikut.
- —Ferdinand d' Saussure mengartikan simeotika adalah “Persepsi dan pandangan kita tentang realitas, dikontuksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial.
- — Menurut Umberto Eco, Semiotika adalah mempelajari hakikat tentang kebenaran suatu tanda. Tanda tersebut sebagai “kebohongan”; dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri.
- — Menurut Barthes, Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Pemaknaan Tanda (Charles Sander Peirce VS Ferdinand d' Saussure)
Semiotika pada dasarnya
bisa diaplikasikan ke dalam berbagai hal seperti, teks cerpen, surat cinta,
kartun, komuk, iklan, filem, postur kampanye, majalah, cove dls. Sementara
semua hal yang mungkin menjadi ”tanda”, bisa dilihat dalam aktifitas penanda,
yakni: suatu proses signifikasi yang menghubungkan tanda dengan objek dan
interpretasinya.
Dalam perbincangan tentang semiotika, ada semacam
kontardiksi yang secara historis dibagun diantara dua kubu. Yakni semiotika continental Ferdinand d’ Saussure (semeotika signifikasi) dan semiotika
America serikat Charles Sander Peirce (semiotika komunikasi), antara keduanya
terkadang mereka menjadi oposisi dan terkadang pula mereka saling berkoalisi.
Charles Sander Pierce mengartikan simeotika sebagai, “is something which stands to somebody for
smoking in some respect or capacity” (sesuatu yang
bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas). Sesuatu yang digunakan untuk
mengfusingkan tanda oleh Pierce disebut “ground”.
Pada akhirnya nanti tanda ini akan mempunyai hubungan triadik langsung dengan
interpretan dan objeknya .
Pierce
juga membagi tanda ini menjadi beberapa klasifikasi yakni, qualisign (berdasarkan kualitas tanda contoh: kasar, halus, lemah,
lembut dls). kedua, sinsign
(eksistensi benda atau peristiwa yang ada pada tanda. Contoh: air sungai yang
keruh menandakan ada hujan di hulu sungai), dan terakhir adalah legisigen (norma yang dikandung oleh
tanda. Contoh rambu-rambu lalulintas menandakan orang harus berhenti, atau
jalan)
Menurut
objeknya ahli filsafat Amerika ini membagai tanda menjadi tiga bagian juga.
Yang pertama adalah icon (antara
tanda dan objek acuanya bersifat kemiripan. Contoh potret pada peta). Kedua, indeks (tanda dan penanda yang bersifat
kausal adanya sebab akibat. Contohnya: asap sebagai pertanda adanya api) dan
yang terakhir adalah simbol (tanda
yang menunjukan hubungan alamiyah antara penanda dan petandanya, bersifat
arbitrer atau semena. Contoh perjanjian masyarakat, simbol logo dls)
Kubu yang
kedua adalah datang dari Ferdinand
d' Saussure. Dimana ilmuan
linguistic ini mengartikan tanda sebagai “kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier), dengan sebuah ide atau
petanda (signified)”. Dengan kata
lain penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. Penanda
adalah aspek material bahasa: apa yang didengar, ditulis, atau dibaca. Petanda
adalah gambaran mental, pikiran atau konsep. Jadi petanda adalah “aspek mental
dari bahasa”. (Alex Sobur, 2004:47).
Menurut
Saussure, tanda terdiri dari:
- — Bunyi-bunyi dan gambar (sounds and images), disebut Signifier (penanda).
- — Konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar disebut Signified (petanda).
Model Semiotika dari Saussure
- — Sign (Tanda).
- — Commposed of (terdiri dari).
- — Signifier Signified Referent (external reality).
(Contoh Aplikasi) Analisi Semiotika
Terhadap Filem Laskar Pelangi dengan Memakai Metode Penelitian Ferdinand
d' Saussure
Laskar
Pelangi adalah sebuah filem yang diangakat dari novel kisah nyata yang ditulis
oleh Andrea Hitara. Isi dari pada filem Laskar Pelangi ini menceritakan tentang
pengalaman Andera Hirata dan teman-temannya pada saat mereka masih duduk di
sekolah SD.
Gambaran setting pada filem ini mampu memberikan penanda
(Signifier) tentang kondisi
kelas yang sering bocor dengan atap mentiung dan nyaris hancur, gedung yang
sudah hampir roboh, dan lebih mirip seperti kandang kambing. Merupakan petanda
atau (Signified) kepada kita tentang kondisi pendidikan di Indonesia
yang masih mengalami ketimpangan dan jauh dari fasilitas layak.
Tempat sekolah SD yang sudah hampir roboh dengan atap yang sudah mentiung.
Di tengah ketebatasan tersebut ada sosok Pak Harfan dan Ibu Muslimah yang tidak pernah surut semangatnya untuk mengajari anak didiknya agar tidak mider dengan kondisi mereka yang serba kekurangan. Pak Harfan selalu menanamkan kepada siswa siswinya agar meski mereka miskin tapi mereka harus berjiwa besar dan jangan takut memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan. Baik pemberian itu bersifat material atau non material, sebab Allah akan pasti akan menganti apa yang telah kita berikan itu menjadi lebih banyak.
Adegan Ibu Muslimah sedang menasihati Kucai
Pak harfan mengajari dan mendidik muridnya dengan tegas, berwibawa, dan penuh semangat
Bu
Muslimah dan Pak Harfan juga selalu menyemangati murid-muridnya untuk selalu
tidak patah semangat dalam megejar impian mereka. Meski mereka adalah mayoritas
dari kalangan keluarga kurang mampu. Namun pendidikan bukan hanya milik bagi
orang-orang yang mampu saja. Tapi bagi mereka yang kurang secara financial juga
berhak untuk bersekolah.
Pak Harfan mengajarai murid-muridnya tentang arti memberi dengan cara yang mengesankan
Semangat kedua guru ini, yang ditujukkan
melaui gerak gerik mereka dalam filem, serta bahasa dialok mereka adalah
Penanda (Signifier) yang menjadi petanda (Signified)bahwa
mereka adalah guru yang baik, tulus, dan tidak mudah menyerah.
Demikianlah analisa semiotika penulis terhadap
filem laskar pelangi. Tentunya masih banyak penanda, dan petanda lain yang bisa
pembaca temukan pada alur filem Laskar Pelangi ini yang jauh lebih bermanfaat
dan jeli dari apa yang penulis paparkan. Sekian, dan jika ada rangkaian diski
yang kurang berkenan mohon maaf and byeee . . . . The End! ..
7 komentar:
Semiotics, the science of sign ^^
Ohya. Mohon maaf lahir bathin :)
Selamat lebaran bagi yang merayakan, selamat liburan bagi yang tidak :D
Mirip dengan deskripsi ya?
Ini artikel bagus, Sinna...
Hanya saja pemakaian EyD masih belum diperhatikan dengan cermat
bagus... terima kasih.
Makasih infonya sangat bermanfaat :)
mbak saya boleh minta alamat emailnya
Posting Komentar